
DENPASAR, BALIPOST.com – Suasana penuh semangat mewarnai hari ketiga pelaksanaan Kasanga Fest 2025 yang digelar Minggu (23/3). Salah satu agenda yang paling dinantikan, Lomba Baleganjur Ngarap sesi kedua, berlangsung meriah di Gedung Dharma Negara Alaya. Perpindahan lokasi lomba dari Lapangan Puputan Badung ke gedung ini terjadi setelah hujan deras mengguyur pada sesi pertama, Sabtu (22/3).
Di antara peserta yang tampil memukau adalah sekaa baleganjur dari STT Yowana Werdhi, Banjar Batanbuah Kesiman Petilan. Dipimpin oleh I Putu Wida Tama Putra (23), grup ini tampil pada nomor undi ke-11. Saat diwawancarai, Wida Tama mengungkapkan alasan timnya turut serta dalam kompetisi ini.
“Kami tertarik mengikuti lomba baleganjur ini karena ingin mengembangkan tradisi yang ada di Denpasar karena lagi semaraknya ada lomba-lomba beleganjur, kita hanya ingin ikut serta dalam perlombaan beleganjur ini,” ujar Wida Tama dengan antusias saat ditemui di Gedung Dharma Negara Alaya, Minggu (23/3).
Persiapan matang telah mereka lakukan jauh sebelum festival berlangsung. Latihan secara konsisten sudah dimulai sejak bulan Desember 2024 lalu. “Untuk persiapannya kami sudah mempersiapkan dari sebelum Kasanga Fest ini digelar yaitu dari bulan Desember 2024 itu kita sudah mulai latihan perlahan sampai bulan Maret 2025 ini jadi kurang lebih 3 bulan persiapan,” jelasnya.
Namun, mereka juga menghadapi kendala dalam proses latihan, khususnya dalam menyatukan waktu seluruh anggota. “Tantangan terbesar yang kami hadapi selama latihan yaitu waktu kehadiran teman-teman yang mempunyai kesibukan masing-masing seperti bekerja, sekolah. Hanya itu yang menjadi tantangan terbesar yang kami hadapi, selebihnya tidak ada. Untuk yang bekerja dan sekolah kami toleransi dan kami beri spare waktu untuk latihan,” paparnya.
Dalam penampilan mereka kali ini, STT Yowana Werdhi mengusung tema terinspirasi dari konsep ogoh-ogoh yang juga mereka garap di tahun Caka 1947 ini. “Tema yang kita angkat terhubung dari tema ogoh-ogoh kita tahun ini yaitu ‘Air’ Air Danau dan Air Laut, kita menyambungkan cerita dari sana mengambil tokoh dewa dan dewi. Laut kita mengambil tokoh Dewa Baruna dan danau kita mengambil tokoh Dewi Gangga atau Dewi Danu yang ceritanya ini air yang terjun dari bukit menjadi air terjun lalu mengalir perlahan tapi arusnya itu sangat mematikan dan sampai lah di laut lalu menjadilah air payau,” jelas Wida Tama tentang filosofi yang mereka bawa.
Di akhir perbincangan, Wida Tama turut menyampaikan harapannya terhadap keberlanjutan Kasanga Fest. Ia menilai ajang ini menjadi wadah penting bagi anak muda Denpasar untuk meningkatkan kreativitas sekaligus menjaga tradisi.
“Harapan saya pribadi terhadap diadakannya Kasanga Fest ini sangat baik bagi potensi anak muda Kota Denpasar karena menggelar acara ini kreativitas anak muda Denpasar menjadi meningkat,” tutupnya. (Wahyu Widya/balipost)