
MANGUPURA, BALIPOST.com – Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Badung mengalami peningkatan menjelang hari Raya Nyepi dan Idul Fitri. Berdasarkan pemantauan harga yang dilakukan Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) setempat, harga kebutuhan pokok yang mengalami lonjakan drastis. Seperti, cabai rawit, daging babi, daging ayam, cabai merah, dan bawang merah.
Kabag Perekonomian Setda Badung, Anak Agung Sagung Rosyawati saat dihubungi Selasa (25/3) tak menampik sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga. Adanya kenaikan harga di beberapa komoditas mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat.
“Sesuai dengan hasil monitoring ke sejumlah pasar yang dilakukan oleh TPID Kabupaten Badung, memang adanya lonjakan harga menjelang hari raya Nyepi dan Idul Fitri ini,” ujarnya
Menurutnya, hasil monitoring yang dilakukan pada minggu ketiga di Bulan Maret 2025 rata-rata menujukan kenaikan harga, dibandingkan dengan bulan Februari 2025. Seperti halnya, harga daging ayam sebelumnya Rp 35.000 kini capai Rp 41.078/kg. Selain itu, daging babi kini masih diangka Rp 103.883/kg, bawang merah yang sebelumnya Rp 33.788/kg kini menjadi Rp 34.383/kg, begitu juga Cabai merah sebelumnya Rp 55.000/kg kini Rp 69.809/kg termasuk cabai rawit yang sebelumnya Rp 80.000/kg kini menjadi Rp 89.414/kg.
“Harga cabai rawit ini bisa saja meningkat. Bahkan ada yang sampai Rp 100.000 lebih/kg,” ucapnya.
Lonjakan juga terjadi pada harga cabai rawit dan cabai merah besar, karena terbatasnya pasokan dari wilayah Bali dan Jawa Timur. Selain itu, terganggunya produksi petani dan alur distribusi akibat cuaca yang kurang baik.
Sedangkan, harga bawang merah meningkat karena penurunan pasokan karena cuaca yang kurang kondusif. “Jadi termasuk harga sayur sawi hijau meningkat karena pasokan terbatas akibat faktor cuaca yang mengakibatkan penurunan produksi,” imbuhnya.
Salah satu Pedagang di Pasar Dalung Permai Putu Eka mengakui sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami lonjakan jelang hari raya. Bahkan, pihaknya mengakui komoditas yang mengalami lonjakan tajam yakni cabai rawit
“Harga paling tinggi sekarang cabai rawit. Harga ini belum turun, dan sudah naik harganya dari seminggu lalu,” ujarnya.
Melonjaknya harga komoditas, kata di mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. “Iya, menjelang hari raya (Idul Fitri dan Nyepi -red) yang numpuk ini pasar sepi pengunjung karena semua harga bahan-bahan mahal, terutama cabe. Apalagi, dengan situasi cuaca ekstrem seperti sekarang ini,” katanya. (Parwata/Balipost)