
DENPASAR, BALIPOST.com – Indahnya kerukunan yang terjalin antara umat Hindu dan Muslim di Bali.
Di saat Idulfitri, umat Hindu di Bali yang memiliki keluarga Muslim mengikuti tradisi ziarah di Pemakaman Muslim Wanasari Denpasar.
Hal ini terlihat pada pelaksanaan Idulfitri 1446 H, Senin (31/3).
Salah satu peziarah, Putu Mita Oktaviari (30) dikutip dari Kantor Berita Antara mengatakan kegiatan ziarah makam sudah menjadi rutinitas tahunan, sebab keturunan keluarganya tidak hanya berasal dari Agama Hindu namun juga Muslim yang sejak dahulu merantau ke Bali.
“Kami Hindu, tetap toleransi walau beda agama apalagi kegiatan hari ini ziarah bersama keluarga sudah biasa, rutin setahun sekali setiap Lebaran,” katanya.
Mita yang datang bersama puluhan anggota keluarga besarnya ini berziarah ke makam mendiang nenek, kakek, dan pamannya, dimana mereka semua berkumpul di Pemakaman Muslim Wanasari sekitar pukul 9.30 WITA.
“Kami rombongan besar ada yang dari Klungkung, Gianyar, dan Singaraja, campuran, kami datang bersih-bersih makam, tabur bunga, dan bergantian memberi doa,” ujarnya.
Sedikit berbeda, umat Hindu lainnya yang berziarah di makam yang sudah ada sejak tahun 1811 itu adalah Fala (40). Ia dahulu seorang Muslim, namun kini sudah mengikuti agama yang dipeluk suaminya.
Ia mengaku tetap menjalani tradisi ziarah ini untuk mendoakan mendiang ibunya, sekaligus menabur bunga untuk tetap mempercantik pusara sang ibunda.
“Saya tabur bunga ke pemakaman ibu saya yang sudah meninggal selama sebelas tahun, saya sendiri masuk Hindu, dan ini menjadi tradisi bagi saya,” kata Fala yang datang ditemani kedua mertuanya.
Sekretaris Pemakaman Muslim Wanasari Ahmad Tosan mengatakan tradisi ziarah adalah kebiasaan yang memang terbentuk sejak lama, dimana pemakaman Muslim di pusat Kota Denpasar ini sudah mulai didatangi peziarah sejak sebelum puasa dan h-3 Idul Fitri.
Umumnya umat Muslim mengunjungi makam keluarganya untuk memberi doa, namun mengingat sejarah makam yang ada sejak lama dan kuatnya hubungan antar-umat di Bali, tak jarang masyarakat beragama lain dengan keluarga yang heterogen datang.
“Ziarah atau tabur bunga sudah menjadi tradisi orang Indonesia, khususnya umat Muslim, peziarah ini sudah mulai ramai sejak hari Senin (24/2) sebelum puasa, mereka yang datang tidak hanya dari Denpasar saja, tapi dari luar kabupaten juga ke sini serta semeton Hindu Bali,” katanya. (kmb/balipost)