
SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebanyak 800 atlet binaan KONI Kabupaten Buleleng mengikuti Tes Fisik yang diselenggarakan selama dua hari sejak Selasa (8/4) hingga Rabu (9/4) di GOR FOK Undiksha di Desa Jinengdalem. Tes fisik kali ini guna mempersiapkan kontingen definitif yang akan dikirim pada Porprov Bali 2025.
Ketua Umum KONI Kabupaten Buleleng, Ketut Wiratmaja mengatakan tes fisik kali ini diikuti oleh 48 cabang olahraga di bawah naungan KONI Kabupaten Buleleng. Mereka akan mengikuti sejumlah tes untuk menguji ketahanan fisiknya dan daya tahan tubuh para atlet.
Tak hanya tes fisik semata, KONI Buleleng juga melakukan tes psikologi. Tes ini dibutuhkan bagaimana kemampuan atlet mengelola emosi, mengendalikan diri untuk bisa menandingi lawan.
“Pelaksaan sudah berjalan lancar, sesuai dengan daftar yang sudah dikirim oleh masing-masing Pengkab. Karena sebelum ini mereka juga sudah mengirimkan data dan nama-nama untuk mengikuti tes fisik kali ini,” jelas Wiratmaja.
Usai melakukan tes fisik dan psikologi, KONI Buleleng pun akan melakukan dengar pendapat dengan pengurus cabang olahraga yang ada, untuk menentukan tim definitif yang akan dikirim ke Porprov Bali 2025. Hanya saja, Wiratmaja belum berani memastikan jumlah kontingen yang akan dikirim.
Setelah terbentuk tim definitif, KONI Buleleng pun akan melakukan pemusatan latihan atau sentralisasi selama 5 bulan.
“Satu kontingen dibutuhkan untuk meraih medali emas, bukan medali yang lain. Dengan jargon kita meraih medali emas, Buleleng bisa juara. Karena emas satu mengalahkan sekian ribu medali perak maupun perunggu,” tegas Wiratmaja.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Prestasi dan Pembibitan Atlet KONI Buleleng, dr. Made Budiawan mengatakan tes fisik kali ini untuk mengetes seluruh komponen biomotorik, baik itu kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelenturan atlet yang ada.
“Kami berharap tes ini berjalan dengan teliti, cermat, semua data terinput dengan baik, tidak ada kekeliruan. Sehingga nanti data-data ini akan dianalisis, kemudian menjadi informasi untuk diambil sebuah keputusan,” jelas dr. Budiawan. (Nyoman Yudha/balipost)