
JAKARTA, BALIPOST.com – Seluruh kelemahan dalam strategi komunikasi pemerintah kepada publik yang terjadi selama 150 hari pertama masa kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto segera diperbaiki.
Kepala Negara dalam sesi wawancara dengan tujuh jurnalis via siaran TVRI diikuti di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (8/8), menyatakan bahwa kelemahan komunikasi publik yang selama itu terjadi bukan kesalahan orang lain, melainkan tanggung jawabnya secara pribadi.
“Saya akui bahwa 150 hari saya sendiri menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah sebetulnya,” kata Prabowo menjawab kritik komunikasi pemerintah yang disampaikan Pemred Detikcom Alfito Deannova Gintings.
Kepala Negara menjelaskan bahwa sejak menerima mandat sebagai presiden, fokus utamanya adalah bekerja secepat mungkin untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Menurut dia, rakyat yang lapar, terutama anak-anak, tidak bisa menunggu terlalu lama untuk merasakan hasil kerja pemerintah.
Fokus pada kerja nyata dan kecepatan dalam implementasi kebijakan seperti penanganan dampak El Nino, pengelolaan air, dan penghematan APBN membuat tim Komunikasi Presiden tidak cukup memperhatikan aspek komunikasi.
Prabowo mengaku tidak banyak melibatkan media untuk meliput aktivitasnya secara langsung karena keyakinannya bahwa hasil kerja akan berbicara sendiri.
Namun, Presiden menyadari bahwa persepsi publik memegang peranan penting dalam politik. “Ternyata tidak seperti itu. Politik adalah persepsi,” ujarnya.
Presiden Prabowo juga menyebut ada kekuatan-kekuatan tertentu yang tetap membangun narasi negatif terhadap pemerintah, apa pun kinerjanya.
Oleh karena itu, Presiden Prabowo berkomitmen untuk memperbaiki pendekatan komunikasi pemerintah ke depan dengan menekankan pada pentingnya penyampaian kinerja dan hasil kerja secara lebih efektif.
Hal itu, kata Prabowo, agar masyarakat benar-benar memahami upaya dan keseriusan pemerintah dalam menangani berbagai masalah bangsa. (Kmb/Balipost)