Dr. dr. Desak Putu Oki Lestari, M.Biomed, Sp.PA. (BP/Istimewa)

Oleh Dr. dr. Desak Putu Oki Lestari, M.Biomed, Sp.PA

Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling umum menyerang perempuan di Indonesia. Jenis kanker ini menduduki peringkat tertinggi pada Perempuan termasuk di Bali maupun di Indonesia.

Penyakit ini menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan, dengan banyak kasus baru terdeteksi pada stadium lanjut. Namun, dengan langkah pencegahan dan deteksi dini yang tepat, risiko kanker payudara dapat ditekan secara signifikan.

Mengapa Pencegahan Kanker Payudara Penting?

Data menunjukkan bahwa kanker payudara sering kali baru terdeteksi pada stadium lanjut karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. Data dari registrasi kanker di Bali menunjukkan bahwa prevalensi kanker payudara terus meningkat, dengan tambahan ratusan kasus baru setiap tahunnya.

Faktor seperti gaya hidup tidak sehat, kurangnya informasi, dan kepercayaan terhadap pengobatan alternatif menjadi tantangan utama dalam pencegahan penyakit ini.

Baca juga:  Berproses Budaya dan Saintifik

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker payudara:
Lakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri): SADARI adalah metode sederhana untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara rutin di rumah dan menjadi langkah awal deteksi dini.

Pola Hidup Sehat: Mengonsumsi makanan sehat seperti diet Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, serta lemak sehat seperti minyak zaitun. Diet ini terbukti menurunkan risiko kanker payudara, terutama pada perempuan pasca-menopause

Pertahankan Berat Badan Ideal: Menjaga berat badan sehat atau menurunkan berat badan dengan strategi yang tepat dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. Hal ini penting terutama bagi perempuan pasca-menopause.

Aktivitas Fisik: Penelitian menunjukkan bahawa berolahraga secara rutin selama 150 menit per minggu (aktivitas aerobik moderat) atau 75 menit per minggu (aktivitas aerobik intens) ditambah latihan kekuatan dua kali seminggu dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara hingga 12-21%.

Baca juga:  Satgas Tindak Tegas 240 Pelanggar Prokes

Batasi Konsumsi Alkohol: Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Hindari merokok karena dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara.

Menyusui

Menyusui diketahui memiliki efek protektif terhadap kanker payudara. Semakin lama seorang ibu menyusui, semakin besar manfaat pencegahannya.

Batasi Terapi Hormon Pasca-Menopause

Penggunaan terapi hormon kombinasi (estrogen dan progestin) setelah menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Mayo Clinic menyarankan untuk menggunakan dosis terendah yang efektif dan memantau durasi penggunaannya.

Deteksi Dini dan Screening: lakukan pemeriksaan mammogram secara rutin mulai usia 40 tahun untuk populasi risiko umum, atau lebih awal bagi perempuan dengan riwayat keluarga kanker payudara. Perempuan dengan risiko tinggi (misalnya, pembawa mutasi gen BRCA) disarankan untuk mempertimbangkan MRI sebagai tambahan screening.

Baca juga:  Pemahaman Masih Kurang, Penderita Kanker Terus Bertambah

Upaya sosialisasi dan edukasi menjadi kunci penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan kanker payudara. Pemerintah Indonesia juga telah meluncurkan Rencana Nasional Pencegahan dan Pengendalian Kanker 2024-2034 untuk memperkuat deteksi dini melalui pemeriksaan klinis dan USG di berbagai daerah.

Kanker payudara bukanlah vonis akhir jika terdeteksi sejak dini. Dengan langkah-langkah pencegahan yang sederhana namun efektif, serta dukungan dari komunitas dan pemerintah, kita dapat bersama-sama menekan angka kejadian kanker ini.

Mari mulai dari diri sendiri dengan menjalani pola hidup sehat, melakukan SADARI secara rutin, dan tidak takut untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Masa depan tanpa kanker dimulai dari kesadaran kita hari ini!

Penulis, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomi (PDSPA) Wilayah Bali, Dosen dan Peneliti di Bidang Kanker FKIK Universitas Warmadewa

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *