Desa Adat Batur melaksanakan Bakti Pangodal, Pangangsuh Ida Bhatara-Bhatari serta Ngadegang Bagia-Pulakerti dan Pepada Wewalungan pada Jumat (11/4). (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Batur melaksanakan Bakti Pangodal, Pangangsuh Ida Bhatara-Bhatari serta Ngadegang Bagia-Pulakerti dan Pepada Wewalungan pada Jumat (11/4).

Ritual-ritual tersebut merupakan rangkaian pokok pada H-1 Puncak Upacara Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur, Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani.

Sehari sebelum puncak Ngusaba Kadasa, prosesi ritual dimulai dengan Bakti Mainoman oleh Prajuru Adat Batur (Manggala Setimahan) dan perwakilan krama adat Batur di Merajan Agung Bukitan-Bukutan. Ritual ini dilaksanakan sekitar pukul 13.00 WITA.

Setelah Bakti Mainoman, ritual dilanjutkan dengan Ngadegang Bagia-Pulakerti dan Bakti Pangodal serta Pangangsuh Ida Bhatara-Bhatari. Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Kanginan (Duhuran) Batur, mengatakan bagia-pulakerti merupakan salah satu piranti utama dalam Ngusaba Kadasa.

Baca juga:  Puncak Karya Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur Berlangsung Pekan Depan

Bagia, pulakerti, dan panyegjeg merupakan simbol alam semesta. Dalam piranti tersebut terdapat unsur-unsur alam seperti pala bungkah (umbi-umbian), pala gantung (buah-buahan), beras putih-kuning, benang, dan padagingan.

“Setelah bagia-pulakerti selesai diupacarai, prosesi dilanjutkan dengan ngodal pralingga-pratima Ida Bhatara-Bhatari Pura Ulun Danu Batur,” katanya dalam keterangan tertulis.

Pada momen ini seluruh arca-pratima perwujudan di Pura Ulun Danu Batur masing-masing diturunkan dari palinggih untuk selanjutnya disatukan di Jero Agung (Bale Pasamuhan). Setelah disatukan di Jero Agung, arca-pratima dipersembahkan upacara penyucian (pawangsuh). “Upacara pawangsuh adalah ritual membersihkan arca-arca perwujudan,” katanya.

Usai pelaksanaan upacara pangangsuh, ritual dilanjutkan dengan Pepada Wewalungan. Pepada Wewalungan dilakukan dengan maksud menyucikan wewalungan (binatang kurban). Binatang-binatang tersebut dituntun mengelilingi pura sebanyak tiga kali searah jarum jam (purwa daksina). “Melalui ritual ini kami mendoakan agar seluruh binatang yang dikurbankan mendapat peruwatan,” katanya.

Baca juga:  Puncak Karya Pujawali Pura Ulun Danu Batur, Ribuan Pemedek Ikuti Mapepada Agung

Jero Gede Kanginan (Duhuran) Batur menambahkan, setelah ritual hari ini, besok upacara akan dilanjutkan dengan puncak upacara Ngusaba Kadasa.

“Besok, Sabtu 12 April 2025 bertepatan dengan Purnama Kadasa, akan berlangsung Puncak Karya Ngusaba Kadasa. Sebelum prosesi Bakti Puncak Karya Ngusaba, akan didahului dengan Prosesi Pepada Agung. Kami mohon permakluman kepada seluruh umat/masyarakat yang akan melintas di jalan utama seputaran Pura Ulun Danu Batur, untuk menggunakan jalan alternatif lainnya, selama pelaksanaan Pepada Agung yang akan mulai dilaksanakan pada pukul 13.00 WITA-selesai,” kata Jero Gede Kanginan (Duhuran) Batur.

Baca juga:  ''Ngurek'' Pakai Keris Saat Kerauhan, Suardana Terluka

Lebih lanjut Jero Gede Kanginan (Duhuran) Batur menjelaskan bahwa, Ida Bhatara-Bhatari akan nyejer selama 13 hari mulai hari ini sampai nanti katuran Bakti Panyineban pada hari Kamis, 24 April 2025 bertepatan dengan rahina Umanis Galungan.

“Kepada seluruh Umat yang akan menghaturkan bakti (melaksanakan persembahyangan) selama Karya Ngusaba Kadasa ini, kami mengharapkan untuk secara bersama-sama menjaga ketertiban dan kenyamanan sesama pamedek. Terutama juga, kami mohon untuk mematuhi isi Pangeling-Eling Panca Pamahayu Pura yang berkaitan dengan imbauan untuk mengurangi penggunaan sarana berbahan plastik untuk pembungkus sarana persembahyangan maupun sarana nunas tirta, sehingga keasrian wewidangan pura terbebas dari timbulan sampah plastik,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *