Proses pelaksanaan puncak IBTK di Pura Agung Besakih, Sabtu (12/4). (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Puncak pelaksanan prosesi upacara karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih 2025 telah dilaksanakan, pada Sabtu (12/4). Dalam puncak karya tersebut dipuput sebanyak 13 sulinggih.

Bendesa Besakih, Jro Mangku Widiartha mengungkapkan, pada 11 April telah dilaksanakan upacara mepepada pukul 09.00 WITA. Dan prosesi dilanjutkan negtegang bagia pulekerti, sarad, dan tegteg bagia.

Pada pukul 19.00 WITA dilaksanakan prosesi memben. “Prosesi puncak karya dilaksanakan pukul 09.00 WITA. Upacara puncak dipuput oleh 13 sulinggih,” ucapnya.

Widiartha mengatakan, untuk di Bale Gajah dipuput Ida Pedanda Gede Karang Putra Keniten dari Griya Satria Kanginan Desa Paksebali Klungkung, Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun dari Griya Kedatuan Kawista Blatungan, Ida Pedanda Suwabawa Karang Adnyana Griya Karang Budakeling, Ida Pandita Dukuh, Ida Pendita Empu Pande, Ida Pandita Empu Ratu Pasek, dan disaksikan Penglingsir Puri Agung Klungkung, dan Ida Dalem Smara Putra.

Baca juga:  Sambut IMF-WB Meeting, Ini Fasilitas Baru Bandara Ngurah Rai

Di Bale Peselang, Ida Pandita Empu Siwa Putra Dharma Dhaksa dari Griya Agung Lingga Cala, dan Ida Pedanda Gede Jelantik Darma Purwita Karang dari Griya Gunung Sari Bedauhan. Tapini, Ida Pedanda Istri Karang dari Griya Suci Sibetan, Ida Pedanda Istri Jelantik Duaja dari Griya Budakeling, dan Ida Pedanda Istri Kania. Dan di Pengeelmit lan Pengranjeg, Ida Rsi Sidhi Cita dan Ida Pedanda Bukit Kemenuh. Serta Ambal-ambal, Ida Rsi Bhujangga Wisnawa Agni Wisesa Maheswara dari Griya Amerta Bhuwana Surya Murti, Ubud, Gianyar.

Widiartha mengatakan, karya IBTK sendiri akan nyejer selama 21 hari, terhitung sejak Sabtu (12/4) hingga penyineban dilaksanakan pada Sabtu (3/5) mendatang. Untuk di puncak karya, penganyar dilaksanakan oleh panitia karya, kemudian nantinya dilanjutkan oleh masing-masing Kabupaten/Kota lainnya sesuai dengan jadwal yang diberikan.

Baca juga:  Sering Disinggahi Kapal Pesiar, Pelabuhan Celukan Bawang Perpanjang Dermaga

“Kami berharap masyarakat Bali untuk mengikuti persembahyangan sesuai dengan jadwal Kabupaten/Kota. Hal itu dilakukan guna mencegah terjadinya pembeludak ketika menghaturkan bhakti. Biasanya di hari-hari libur itu membludak, jadi harapan kami agar di atur waktunya supaya tidak menumpuk pada Sabtu-Minggu,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk pemedek yang tangkil dihimbau tetap mematuhi Surat Edaran (SE) Nomor 08 Tahun 2025 yang mengatur tatanan bagi pamedek (umat Hindu) dan pengunjung yang memasuki serta berada di Kawasan Suci Pura Agung Besakih selama pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK).

Beberapa poin dalam surat edaran tersebut yakni, pemedek dan pengunjung dilarang membawa atau menggunakan tas kresek, pipet plastik, styrofoam, serta produk atau minuman dalam kemasan plastik, sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018. Sebagai alternatif, mereka diimbau untuk membawa tumbler.

Baca juga:  Ini, Jadwal Puncak Hujan Meteor Arietid

Pamedek yang membawa sarana upakara yang telah dihaturkan (lungsuran) dilarang membuang sisa lungsuran di Kawasan Suci Pura Agung Besakih. Mereka wajib membawa kembali sisa lungsuran tersebut dan dilarang membuang sampah sembarangan.

Setiap pemedek bertanggung jawab untuk membawa pulang semua sampah yang dihasilkan selama berada di kawasan suci.

“Kami selaku Prawartaka Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh 2025 menghimbau umat untuk ikut menjaga kesucian dan keagungan Pura Besakih,” tandasnya.

Sementara itu, Pamucuk pemangku Pura Agung Besakih, Jro Gede Anglurah Bendesa, menjelaskan, setelah dilaksanakan puncak karya dengan persembahyangan bersama, selanjutnya Ida bhatara akan turun ke bale peselang. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *