Produk kelapa dan olahan yang sempat dijual Warung Pengkolan, kini harus tutup sementara karena pasokan yang langka. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hampir sebulan, pedagang es kelapa muda di Sanur Kauh, Kadek Rika Riyanti (29) terpaksa menutup warungnya. Hal itu lantaran, harga kelapa muda naik drastis sejak sebulan dan tak kunjung turun.

Menurut Rika, kenaikan harga kelapa terjadi karena tidak adanya tukang panjat kelapa akibat libur lebaran. Menurutnya, tukang panjat kelapa kebanyakan warga Islam walaupun pohon kelapanya ditanam di Bali. Sehingga kondisi itu membuat kelapa menjad langka. “Ini saya sudah tutup hampir 3 minggu,” ujarnya.

Adapun kenaikan harganya sekitar Rp500 menjadi Rp7.000, yang mana biasanya harganya hanya Rp6.500. Sempat ia mencari suplier kelapa yang lain namun kondisinya sama semua. Bahkan ada yanh memberikan harga Rp10.000 per biji. “Kan lumayan. Sempat nyari sekali saja saat itu karena tidak ada supplier yang menyediakan, tapi untungnya engga seberapa, akhirnya saya putuskan berhenti memasok di supplier itu dan tutup,” tuturnya.

Baca juga:  Tim Gabungan Denpasar Tertibkan 13 Pedagang Bermobil

Kondisi itu membuatnya, kehilangan omzet penjualan belasan juta per bulan. Karena jik dihitung per hari, ia mampu mendapatkan keuntingan bersih Rp600.000.

Sebelumnya, ia mampu menjual kelapa utuh 600 pcs per hari. Usaha yang ia mulai sejak tahun 2021 sempat meraih hasil yang manis. Pasalnya saat musim kemarau, penjualannya cukup banyak. Apalagi, lokasinya berjualan dekat pesisir pantai sehingga minuman ini sangat cocok dinikmati sambil menikmati sunset di Pantai Merta Sari. “Paling sepi bisa jual 400 biji, kalau ramai bisa sampai 600,” imbuhnya.

Baca juga:  Pasar Karangsokong Dibobol Maling 

Selama ini kelapa dipasok dari petani kelapa di Jembrana yang mengantarkan langsung ke beberapa pedagang di Denpasar termasuk dirinya. Selain itu, untuk memastikan ketersediaan, ia harus memiliki beberapa pemasok, termasuk mencari pasokan sendiri ke pasar Kreneng.

Pasokan kelapa dikirim hampir setiap hari karena larisnya penjualan buah kelapa. “Biasanya dikirim jam 12 malam pakai mobil pick up karena berangkatnya dari Jembrana. Tapi mereka juga mengirim ke beberapa pedangan di Denpasar. Kalau engga ada kiriman, jadi saya beli sendiri ke Pasar Kreneng dengan istri,” ucapnya.

Baca juga:  Diduga Korupsi Rp 1,6 Miliar, Kepala LPD Intaran Diadili

Selain menjual es kelapa utuh, ia juga menjual olahan kelapa seperti kelapa jelly, kelapa kemasan ukuran kecil, medium hingga besar. (Citta Maya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *