
DENPASAR, BALIPOST.com – Kebutuhan Babi pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan selalu meningkat. Selain digunakan sebagai sarana upakara, konsumsi Babi pada hari kemenangan dharma melawan adharma ini juga sangat tinggi.
Untuk itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Bali memastikan stok Babi menjelang Hari Raya aman. Sebab, populasi Babi saat ini di Bali mencapai 450 ribu. “Astungkara stok Babi saat ini aman di Bali,” ujar Kadistan Bali, I Wayan Sunada, Selasa (15/4).
Sunada mengatakan, untuk harga masih relatif stabil, seperti hari biasanya. Untuk Babi hidup, harganya Rp55 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging Babi dipasaran berkisar Rp110 ribu per kilogram. “Harga masih seperti biasa, sekitar Rp55 ribu per kilogram untuk Babi hidup. Sementara harga daging Babi di pasar berkisar Rp110 ribu per kilogram.
Sunada menjelaskan, alasan daging Babi mengalami sedikit kenaikan karena banyak permintaan. Tidak hanya di Bali tetapi juga dikirim ke luar Bali. Diungkapkan, di Kalimantan Barat dan Sulawesi alami gagal panen Babi. Sebab, Babi di kedua wilayah tersebut terserang Asian Swine Fever (ASF). “Astungkara di Bali aman (tidak terserang ASF,red). Stok Babi juga aman, dan harga masih stabil,” ungkapnya.
Dikatakan, babi lokal Bali banyak permintaan karena rasa daging yang enak. Untuk itu, Bali akan mengembangkan genetik babi Bali. Pengembangan yang dilakukan yakni dengan ingrading. Babi lokal Bali kawin dengan Babi lokal Bali.
“Kami akan mengembangkan genetik Babi Bali. Karena genetiknya bagus, dan sudah 20 tahun kita di Bali belum pernah mengembangkannya. Kalau ini berhasil, maka dagingnya akan lebih enak dari yang kita punya sekarang. Jadi mutu genetiknya yang diperbaiki,” tandasnya.
Untuk saat ini, lanjut dia, populasi babi lokal Bali tersebar di beberapa kabupaten. Yang terbanyak ada di Kabupaten Gianyar dan Tabanan. “Karena di dua daerah ini ada kemitraan,” pungkasnya. (Winata/Balipost)