
AMLAPURA, BALIPOST.com – Ribuan krama mengiringi prosesi pelaksanaan upacara pamelastian pralingga Ida Bhatara Pura Agung Besakih serangkaian Upacara Tawur Tabuh Gentuh dan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih 2025. Upacara ini dilaksanakan ke Sumber Mata Air Toya Sah, Banjar Dinas Batusesa Desa Menanga, Rendang, Karangasem, pada Kamis (10/4).
Ketua Panitia Karya, Jro Mangku Widiartha mengungkapkan, prosesi pelaksanaan upacara pamelastian ini hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang sedikit membedakan, hanya tempat masucian pralingga Ida bhatara saja. Kalau tahun lalu masucian ke Tegal Suci, dan tahun ini ke Toya Sah. “Empat tahun genap ke Tegal Suci, lima tahun ganjil ke Toya Sah, dan sekali ke Watu Klotok berkaitan dengan Panca Wali Krama yang digelar 10 tahun sekali,” ujarnya.
Widiartha mengatakan pralingga Ida Bhatara mamargi (berjalan) menuju lokasi tempat pasucian pada pukul 10.00 Wita. Kata dia, ada sebanyak 23 jempana pralingga Ida Bhatara yang mamargi untuk malasti ke Tegal Suci. “Jarak yang ditempuh ke Toya Sah sekitar sembilan kilometer,” katanya.
Widiartha menambahkan, sebelum upacara pamelastian digelar, sehari sebelumnya telah dilaksanakan upacara nedunang pralingga Ida Bhatara pada, Rabu (9/4). Upacara nedunang pralingga dilaksanakan pukul 15.00 Wita. Tapi, sebelum nedunang, lebih dulu telah dilaksanakan upacara mapiuning, dan nuwur tirta pukul 08.00 Wita.
Widiartha menerangkan tujuan dari nedunang paralingga Ida Bhatara ini sebagai simbol bahwa, Ida Bhatara Kabeh sudah turun atau berkumpul di pasamuan Agung. Itu juga bisa diartikan ada sebuah pertemuan untuk kelanjutan prosesi masucian ke Toya Sah. “Upacara nedunang pralingga Ida Bhatara di-puput oleh pemangku pangempon masing-masing,” imbuhnya. (Eka Parananda/balipost)