
GIANYAR, BALIPOST.com – Kemenuh Monkey River (KMR) Destinasi Wisata Kera ekor panjang dan Konservasi Alam Berbasis Tri Hita Karana di Desa Kemenuh Sukawati Gianyar sudah mulai di buka 12 April 2025. KMR hadir sebagai destinasi wisata baru yang mengangkat keindahan alam dan kehidupan satwa liar khususnya kera ekor Panjang, kelestarian satwa liar, dan nilai-nilai kearifan lokal Bali melalui konsep Tri Hita Karana harmoni antar manusia, antara manusia dengan alam, serta antara manusia dengan Tuhan.
Pengelola atau Kepala Operator KMR IB. Witara Kamis (24/4) mengatakan sejak dibuka pekan lalu, kunjungan wisatawan asing sudah mulai berdatangan. Semua wisatawan sangat terkesan dengan obyek KMR.
Witara menjelaskan, wisatawan bisa merasakan aura kesakralan di Kawasan KMR. “Mereka juga sangat terkesan dengan monyet liar d KMR yang sangat bersahabat dan tidak agresif seperti monyet liar pada umumnya, wisatawan berpesan supaya monyet yang ada di KMR tetap tidak agresif,” ucapnya.
Mengusung konsep alam yang menyatu dengan budaya, KMR menawarkan beragam pengalaman unik bagi para pengunjung. Kawasan ini memiliki hutan alami, aliran Sungai Petanu yang jernih, serta air terjun buatan (artificial waterfall) yang menambah kesejukan dan keindahan suasana. Di tengah area konservasi, wisatawan dapat menyaksikan kehidupan kera ekor panjang, termasuk kera putih langka yang menjadi ikon kawasan ini, serta penangkaran kalong atau Giant Bat.
Tidak hanya keindahan alam dan satwa, KMR juga dikelilingi oleh Pura yang sakral dan lokasi khusus untuk prosesi Melukat, ritual pembersihan diri secara spiritual menurut tradisi Hindu Bali. Semua pengalaman ini dikemas dalam pendekatan konservasi berbasis Tri Hita Karana, menjadikan KMR tidak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Witara menambahkan Pengunjung KMR akan disambut oleh alam yang masih benar-benar natural. “Di sini, pengunjung tidak akan merasa bosan, karena setiap langkah menghadirkan suasana yang menyejukkan dan pengalaman yang berbeda,” tegas IB. Witara. (Wirnaya/Balipost)