NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah warga di Banjar Pesinggahan II, Desa Medewi, Kecamatan Pekutan, bergotong royong dan urunan memperbaiki jalan rusak. Mereka terpaksa melakukan upaya itu karena sejak 2022 lalu dijanjikan desa, namun tidak kunjung terealisasi. Kondisi jalan yang sudah hancur dan sulit dilintasi menjadi kendala aktivitas baik rumah-rumah warga maupun kebun.
Salah seorang warga, Debi Siswanto, Minggu (27/4), mengatakan, warga sekitar permukiman yang dilintasi jalan itu memperbaiki sendiri karena kondisinya sudah sangat rusak, becek ketika hujan.
“Saat hujan deras, air naik sampai menggenangi jalan. Sangat ironis, di satu sisi desa wisata, namun masih ada jalan yang rusaknya seperti ini,” kata Debi di sela-sela perbaikan jalan. Sejak beberapa tahun ini, warga bertahan dengan mengurug material sendiri, seperti batu, pasir atau sisa aspal agar tidak tergenang dan bisa dilalui.
Terkait perbaikan jalan ini juga sudah diusulkan dan pihak pemerintah desa sempat turun hingga mengukur jalan yang akan diperbaiki. Tetapi sampai saat ini tidak juga terealisasi. Sehingga warga bergotong royong urunan untuk memperbaiki jalan terutama di titik yang kondisinya hancur dan tidak bisa dilewati. Seperti yang terlihat Minggu siang, warga memperbaiki di titik tanjakan yang kondisinya sudah sangat rusak. Warga membuat pondasi di samping jalan dengan pasangan batu agar tidak tergenangi air. “Kami berharap agar jalan ini diperbaiki, banyak rumah warga disini, dan sulit untuk aktivitas sehari-hari,” terang warga lain.
Jalan ini merupakan akses menuju permukiman dan kebun warga. Sejatinya bisa tembus ke banjar lain di Desa Medewi. Banyak warga yang sudah memiliki tempat tinggal di lokasi tersebut, enggan kesana karena kondisi jalan yang hancur. (Surya Dharma/Balipost)
