Kadis Pertanian Buleleng, Gede Melandrat. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menghadapi tantangan serius dalam layanan kesehatan hewan. Jumlah dokter hewan yang ada saat ini tidak sebanding dengan populasi hewan yang tersebar di 148 desa dan kelurahan.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Gede Melandrat, menyebut bahwa pihaknya hanya memiliki 21 dokter hewan. Sebanyak 18 dokter bertugas di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang tersebar di kecamatan, sedangkan tiga lainnya bekerja di kantor dinas. Seluruhnya telah memiliki sertifikasi medik veteriner.

Baca juga:  Kunjungan Pariwisata ke Buleleng Alami Penurunan

“Dua orang di tiap kecamatan tentu belum cukup, apalagi di kecamatan padat seperti Buleleng. Kami harus melayani puluhan ribu hewan dari berbagai jenis,” ujarnya, Senin (28/4).

Sebelumnya, Dinas mengusulkan penambahan 30 dokter ke Kementerian Pertanian. Namun hanya 18 yang disetujui dan sudah mulai bertugas dua tahun terakhir. “Dengan kondisi wilayah kami, jumlah itu belum mencukupi,” jelasnya.

Meski terbatas, dokter yang ada tetap dimaksimalkan untuk menangani penyakit seperti PMK dan rabies. Data Dinas menunjukkan, dari total 70.298 hewan penular rabies (HPR), sekitar 8.345 atau 11,87 persen telah divaksinasi.

Baca juga:  Giliran Zona Merah Ini Terbanyak Sumbang Tambahan Korban Jiwa

Melandrat menegaskan, kekurangan dokter hewan tidak bisa langsung diatasi. “Pengajuan tidak bisa setiap tahun. Ada proses dan analisis jabatan yang harus dilalui. Tapi saat ini, layanan masih bisa kami jalankan dengan cukup baik,” pungkasnya. (Yudha/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *