Petugas Melakulan Pemasangan CCTV Beberapa waktu lalu. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kasus lakalantas di Kabupaten Buleleng sejak beberapa pekan terakhir meningkat drastis. Bahkan lokasi kecelakaan pun minim kamera pengawas sehingga sulit mencari penyebabnya. Pemkab Buleleng pun kini akan mengusulkan pemasangan CCTV di beberapa titik rawan kecelakaan.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfo Santi) Kabupaten Buleleng, Ketut Suwarmawan, mengungkapkan bahwa usulan ini bukan hal baru. Pihaknya telah melakukan pemetaan dan integrasi CCTV dari berbagai sumber untuk memperkuat sistem pemantauan wilayah, khususnya di jalan-jalan utama.

“Memungkinkan sekali dipasang CCTV di jalur rawan seperti di Banjar Dinas Lumbanan, asal memenuhi syarat pendukung seperti jaringan internet, listrik, dan infrastruktur tiang,” ujar Suwarmawan saat ditemui, Senin (28/4).

Baca juga:  Angka Kecelakaan Bali Terbanyak Ketiga di Indonesia

Ia menjelaskan bahwa saat ini Pemkab Buleleng telah memiliki 6 hingga 8 titik CCTV aktif yang tersebar di lokasi strategis, seperti di Tugu Singa (2 titik), Catus Pata, perempatan Udayana–Ngurah Rai, Jalan Panglima Sudirman (Ponegoro), dan belakang RSUD Buleleng.

Namun, keterbatasan anggaran dan infrastruktur menjadi tantangan dalam memperluas jangkauan pemantauan. “Kami usulkan penambahan minimal 3 titik CCTV baru di tahun anggaran berikutnya. Tapi tentu kami harus hitung dulu kelayakan dan ketersediaan sarpras,” tambahnya.

Baca juga:  Tabrak Truk Parkir, Dua Warga Dilarikan ke RS

Tak hanya mengandalkan anggaran daerah, Dinas Kominfo Santi juga menggandeng Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain yang memiliki jaringan CCTV yang bisa diintegrasikan ke command center Pemkab.

“Kami sudah bekerja sama dengan instansi seperti Mall Pelayanan Publik dan PD Pasar. CCTV mereka kami manfaatkan untuk pemantauan sampah dan aktivitas publik. Untuk jalan raya, sebagian besar milik kami sendiri,” jelas Suwarmawan.

Integrasi juga diperluas ke instansi vertikal, termasuk kepolisian dan Polda Bali, meskipun sebagian besar jaringan masih dalam kendali institusi masing-masing. Suwarmawan menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk pengawasan wilayah, tidak hanya dalam konteks keamanan, tetapi juga pengaturan lalu lintas dan pencegahan kecelakaan.

Baca juga:  APBD Bali 2025 Dirancang Defisit Rp800 Miliar

Mengenai biaya, Suwarmawan memperkirakan pemasangan satu titik CCTV lengkap dengan perangkat pendukung dapat menelan dana sekitar Rp 30 juta. Namun berdasarkan studi banding ke Kota Malang, biaya tersebut bisa membengkak hingga Rp 60 juta per titik bila mencakup dua kamera dan sistem pendukung lengkap.

“Angkanya masih perlu kajian lebih lanjut. Kami sudah bersurat ke beberapa BUMD, PDAM, hingga RSUD untuk minta akses CCTV mereka agar bisa kami integrasikan,” tutupnya. (Yudha/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *